Ratapan Suara Hati
Gerimis ini tiada berhenti . . . . .
Seolah mengutuk jiwa – jiwa yang mati . . . . .
Menusuk merajam di ulu hati . . . . .
Sunyi dalam gema . . . . .
Sepi dalam suara pekakkan telinga . . . . .
Kering dalam rinai hujan . . . . .
Membara dalam sejuk embun pagi . . . . .
Tiadakah hati memiliki arti . . . . . ???
Akankah kalbu terbebas dari belenggu . . . . . ???
Sebuah belenggu berbahan jerat dan tipu daya duniawi . . . . .
Tak layakkah diri ini mengharap hadirmu . . . . . ???
Kejamkah dunia, atau tak adilkah takdir . . . . . ???
Tidak . . . . . !!!
Bukanlah dunia yang kejam . . . . .
Tiadalah takdir yang tak adil . . . . .
Hatimulah yang kejam karna telah terpedaya . . . . .
Batinmulah yang tak adil karna abaikan nurani . . . . .
Terpuruk semakin dalam . . . . .
Terhempas hancur berserakan . . . . .
Tertatih mencoba bangkit . . . . .
Meski luka menyayat dan hidup terasa pahit . . . . .
Ingat . . . . . !!!
Tiada ujung yang tak berpangkal . . . . .
Tiada suka tanpa derita . . . . .
0 komentar:
Posting Komentar