MUHAMMAD BADRUL HAQ

" WELCOME TO MY BLOG "

MUHAMMAD BADRUL HAQ

"Kebahagiaan adalah milik mereka yang memiliki impian dan berani mewujudkannya menjadi kenyataan"

MUHAMMAD BADRUL HAQ

"Gagal itu hal yang biasa, tapi kegagalan yang sesungguhnya adalah saat kita menyerah dan berhenti untuk mencoba"

MUHAMMAD BADRUL HAQ

"Percayalah hari ini akan lebih indah dari hari kemarin, jika kita mengawalinya dengan do'a dan senyuman"

MUHAMMAD BADRUL HAQ

"Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, bahkan disaat kekurangan. Jangan pernah berharap lebih sebelum kita berusaha lebih"

Minggu, 28 Oktober 2012

Permasalahan atau Kasus IT dalam Perbankan


 BAB I
1. Pendahuluan

Permasalahan yang terjadi di dunia perbankan yang menggunakan IT beraneka ragam motif dan cara kejahatannya. Dalam dunia Perbankan banyak mengalami masalah terutama dalam bidang IT. Sebagian besar iklan perbankan menggunakan jargon-jargon teknologi seperti Secured by Verisign 128-bits SSL, dan Token Internet Banking untuk meyakinkan nasabah bahwa transaksi e-banking aman. Tidak lama lagi kita akan semakin sering mendengar jargon teknologi lainnya: kartu pintar (smartcard) / kartu chip. Tapi apakah penggunaan teknologi keamanan yang semakin canggih sudah pasti akan meningkatkan keamanan transaksi e-banking secara signifikan? Jawabannya: Tidak!
Keamanan yang baik selalu berkaitan dengan tiga hal: orang, proses dan teknologi. Beberapa bank berusaha keras menerapkan hal tersebut. Tapi sayangnya edukasi keamanan informasi hanya diterapkan secara internal. Tidak kepada nasabah, yang notabene pemakai dan yang paling sering menjadi sasaran kejaharan perbankan.
Sejak bersama-sama dengan berbagai komunitas TI lainnya mendeklarasikan Hari Kesadaran Keamanan Informasi (HKKI) pada tanggal 7 Maret 2007, Komunitas Keamanan Informasi (KKI) terus menerus mengutarakan pentingnya dunia perbankan melaksanakan program kesadaran keamanan informasi bagi nasabah yang sungguh-sungguh. Bukan dengan cara malu-malu kucing dengan memasang tips keamanan disalah satu pojok situs web milik bank. Coba kita bandingkan dengan gencarnya iklan diberbagai media yang mempromosikan keamanan e-banking.
Rekan-rekan di dunia perbankan khawatir nasabah akan salah menerjemahkan program kesadaran keamanan informasi. Khawatir kalau nasabah mendapat kesan sistem keamanan e-banking tidak aman. Dengan dibiarkan (“didukung”?) oleh Bank Indonesia sebagai regulator, dunia perbankan Indonesia menerapkan metode keamanan Security by Obscurity. (Merasa) Aman karena tidak tahu kondisi sebenarnya bahwa tidak aman. Tindakan menyesatkan dan membahayakan nasabah.
Namun, kondisi tersebut sepertinya mulai berubah dan diharapkan akan terus bergulir. Tanggal 1 Februari 2010, Bank Indonesia memasang iklan ¼ halaman di harian Kompas mengenai cara aman menggunakan ATM. Tidak ada pilihan lain untuk “mengaku” dan menyadarkan nasabah bahwa Keamanan TI e-banking yang selama ini dibuat seolah-olah tidak mungkin dibobol, terbukti hanya ilusi. Keamanan e-banking ternyata amat bergantung pada nasabah, bukan hanya pada berbagai teknologi keamanan.