Kamis, 26 April 2012

Hafalan Shalat Delisa

( Manusia dan Tanggung Jawab )

Dikisahkan sebuah keluarga yang damai dan tentram yang bertempat tinggal dipinggiran pantai daerah Lhok Nga – Nanggroe Aceh Darussalam, diantara keluarga tersebut ada seorang anak yang bernama “ Delisa “ anak terakhir dari empat bersaudara yang belum bisa menghafal bacaan shalat, dia susah sekali menghafal bacaan shalat dan dia juga selalu susah untuk dibangunkan shalat shubuh berjamaah, delisa adalah anak yang penuh semangat, dan senang bermain bola bersama temannya, dia adalah seorang anak yang selalu senang melakukan sesuatu dengan imbalan.
            Setiap hari delisa menghafal bacaan shalat, karena di sekolahnya akan ada praktek shalat, setiap hri dia menghafal terkadang kakak keduanya “ Aisyah “ mengganggu dirinya saat menghafal, uminya (ibu) berjanji kepadanya jika dia bisa lulus dalam praktek shalat, uminya (ibu) akan memberi hadiah kepadanya berupa sebuah kalung. Keesokan harinya delisa bersama uminya (ibu) pergi berbelanja hadiah untuk delisa, delisa memilih sendiri kalung yang dia inginkan, dia memilih kalung yang berinisial “ D “ yang berarti Delisa.
            Tiba waktunya praktek shalat di sekolah delisa, dia berangkat bersama uminya (ibu) ke sekolah, saat giliran delisa praktek ustadnya memberitahu delisa bahwa shalatnya harus khusu dan hiraukan apa yang ada disekelilingnya, mulailah delisa shalat pada saat pembacaan takbiratul ikhram tiba – tiba gempa datang menyusul dengan Tsunami, delisa tetap khusu melakukan praktek shalat padahal dia sudah diberitahu bahwa suruh keluar, tapi tetap delisa khusu dengan shalatnya sampai akhirnya delisa dan yang lainnya terbawa hanyut oleh gelombang Tsunami yang sangat besar.
            Setelah kejadian itu berakhir hanya delisalah yang selamat, anggota keluarganya sudah pergi meninggalkannya kecuali abinya (ayah) yang saat itu sedang berada diluar negri karna pekerjaan ayahnya adalah seorang awak kapal, delisapun selamat dalam kejadian itu akan tetapi salah satu kaki delisa hilang pada saat kejadian Tsunami itu berlangsung, dia masih tetap bisa tersenyum walaupun kakinya sudah tidak lengkap lagi, abinya (ayah) pun datang kerumah sakit itu dan bertemu dengan delisa, ayahnya menceritakan kepada delisa bahwa anggota keluarganya yang lain sudah tidak ada (meninggal dunia) delisapun tidak terlalu brsedih karena ayahnya bicara bahwa kelurganya yang lain itu sudah berada disurga.
            Setelah delisa keluar dari rumah sakit dia langsung semangat dan mengajak teman – temannya yang selamat dalam kejadian Tsunami itu untuk bermain bola, terkadang delisapun menangis karena dia rindu dan ingin bertemu dengan keluarganya yang lain, ayahnya selalu menenangkan delisa supaya delisa tidak menangis lagi, akan tetapi tidak lepas dari itu delisapun terus menghafal bacaan shalat, dia juga bermimpi bertemu uminya (ibu) dan berkata supaya delisa harus terus berusaha untuk menghafal bacaan shalat nanti uminya (ibu) akan memberi hadiah kalung itu, delisa pun menjawab jika dia tidak mau nerima hadiah apapun, yang dia inginkan hanyalah bisa shalat dengan baik agar dia bisa mendo’akan keluarganya dan orang lain yang sudah tidak ada (meninggal). Setiap hari delisa giat menghafal bacaan shalat agar dia dapat dengan lancar membaca bacaan shalat.
            Pada saatnya disekolah delisapun ada praktek shalat kembali, delisapun kembali mengikuti praktek dengan sangat khusu, dan sekarang delisa bisa melakukannya dan lulus praktek shalat, abinya (ayah) sangat senang delisa bisa lulus dalam praktek shalat begitupun delisa, dia sangat bahagia sekali karena telah berhasil dalam melakukan praktek shalat, dia juga sangat berterimakasih kepada ibunya yang selalu menyemangati dia untuk selalu menghafal bacaan shalat. Pada akhirnya delisapun hidup bahagia bersama abinya (ayah) walaupun mereka hanya berdua tanpa keluarganya yang lain yang sudah pergi terlebih dahulu.

0 komentar:

Posting Komentar